My First and Last Love
Matahari baru saja menampakkan
sinarnya. Suara kokok ayam berseru-seru seakan menjadi alarm bagi manusia. Dania masih asik
di alam mimpinya sambil memeluk guling. Hari ini hari pertama dia MOS (masa
orientasi siswa) di SMA Cendrawasih.
“Nia,
bangun, nak. Kamu lupa, hari ini kan hari pertama kamu masuk SMA”. Suara mama
membangunkan Nia.
“Haaaahh..
apa mah? Sekolah? Ya Allah, aduh mamah kok gak bangunin aku dari tadi sih. kalo
telat bisa gawat”. Nia ngomel-ngomel sambil ganti baju. Dia hanya sempet cuci
muka, boro-boro mandi gosok gigi aja nggak sempet.
ᴥᴥᴥᴥ
“Haahh..haahh..haahh..
ma..ma..maaf, kak, aku terlambat”. Suara Nia yang masih terengah-engah.
“Ck..ck..ck..”.
Salah seorang pengampu MOS geleng-geleng kepala.
“Kamu tau hari ini itu hari pertama kamu masuk
di SMA ini, kenapa jam segini baru datang? Liat temen-temen kamu yang lain”.
Menunjuk ke lapangan yang penuh dengan siswa-siswa baru yang sedang di jemur.
“Siapa
nama kamu? Dan kenapa kamu nggak bawa papan nama kamu?”. Kakak pengampu itu
semakin memarahi Nia
“A..aa..anu
kak, ketinggalan di rumah”. Jawab Nia ketakutan.
“Baiklah,
sebagai hukumannya, kamu lari keliling lapangan sepuluh kali. Cepaatt!!” Bentak
pengampu.
“Ba..baik
kak”. Nia segera berlari mengelilingi lapangan, baru enam keliling tiba-tiba
Nia jatuh pingsan, karena nggak sempet sarapan tadi.
ᴥᴥᴥᴥ
“Aku di mana? Aw.. kepala ku pusing
banget”. Kata Nia saat siuman.
“Tenang,
dek, kamu ada di UKS, kok. Tadi kamu pingsan saat di hukum kak Putra”. Kata
seorang lelaki yang ada di UKS itu.
“Huuhh..
menyebalkan, baru juga hari pertama udah kayak gini”. gerutu Nia.
“Kak..kakak
kok liatin aku sampe segitunya sih? Nama kakak siapa? Kakak ya yang udah nolongin
aku?”
Lelaki
itu tersadar dari lamunannya. “Ehh.eh.emm, apaa? Kamu tadi ngomong apa?”
tanyanya kebingungan.
“Yeee
si kakak, nama kakak siapa? Kakak yang udah nolongin aku?” Ulang Nia.
“Ohh.
Hehehe namaku Ifan dek, he’em tadi aku yang nolongin kamu, ternyata kamu berat
juga ya hehe, gimana masih pusing?.” Ledek Ifan tapi perhatian.
“Umm..
makasih ya kak, hehe maaf berat ya, eh kakak kok baik banget sih sama aku?
Nggak kaya cowok judes tadi.” Nia masih kesal sama Putra.
“Iya,
lah, masak liat orang pingsan di tengah lapangan nggak di tolongin? Kejem
banget, eh.. nama kamu siapa? Dan kamu masuk kelas x apa?”
“Putri
Dania Sukma Melati, panggil aja Nia kak, aku masuk di kelas x-c.” Jelas Nia
sambil mengulurkan tangan.
“Widih
panjang banget? X-c ya? Ya udah yuk bareng masuk kelas. kebetulan aku yang ngampu
kelas kamu.”
“Kok
bisa kebetulan ya, kak?” Nia heran.
“Kebetulan
gimana? Udah, ayo buruan,” ajak Ifan sambil menggandeng tangan Nia.
Setibanya di kelas, Nia kaget cowok
yang menghukumnya juga pengampu di kelasnya.
“Ya
Allah, kenapa ada cowok itu juga sih?” batin Nia
“Besok-besok
jangan telat lagi ya, adek manis. Silakan duduk”. Kata Putra.
“Ee..iya
kak makasih.” kenapa jadi baik banget gitu Nia membatin dalam hati.
ᴥᴥᴥᴥ
“Assalamu’alaikum, Nia pulang mah.”
Nia langsung masuk ke kamar. “Wa’alaikumsallam, gimana nak, tadi sekolah
barunya? Pasti seru ya?” Tanya mamah. “Uuhh.. seru apanya sih mah, Nia tadi
telat dan dihukum sama kakak pengampu lari keliling lapangan sepuluh kali mah.”
Jelas Nia panjang lebar.
“Yaahh,
kamu juga sih, udah tau kalau MOS masih aja bangunnya siang banget, udah ganti
baju, cuci muka sama tangan yuk makan dulu, mamah tunggu di bawah.” Kata mamah
sambil meninggalkan kamar Nia.
“Iya
mah.” Sahut Nia malas. Ia
berbaring di alas sebuah bantal yang gelisah.
ᴥᴥᴥᴥ
“Mah..mah
tadi dikelas Nia kakak pengampunya ganteng banget, tapi sayang mah, galaknya
minta ampun, tapi ada kakak pengampu yang baik banget sama Nia namanya kak Ifan.”
“Waah,
anak mamah ini, diam-diam naksir nih sama cowok.” Sindir mamah.
“Yeee
apaan sih mah, Nia nggak mau pacaran dulu, Nia pengen fokus kepelajaran dulu.”
Nia membela diri.
“Iya,iya,
mamah percaya sama anak kesayangan mamah ini.”
Di sela-sela obrolan mereka, terdengar
suara yang tak asing lagi dari luar.
“Assalamu’alaikum,
papah pulang.” Suara papah dari depan.
“Wa’alaikumsallam.”
Jawab Nia dan mamah bersamaan.
“Biar
Nia yang bukain mah.” Bangkit dari meja makan menuju pintu.
“Eh anak papah, gimana tadi sekolahnya?”
“Huuh
nyebelin pah, makan dulu yuk pah.” Ajak
Nia.
ᴥᴥᴥᴥ
Pagi itu mentari tampak enggan
menampakkan kegagahannya. Embun pun enggan pergi dari dedaunan. Nia sudah ada
di dalam kelas. Kali ini Nia kepagian, belum ada orang sama sekali di dalam
kelas Nia. Tiba-tiba terdengar suara dua orang lelaki yang menghampiri kelas
Nia dan ternyata...
“Eeh
adek manis yang kemaren, nggak telat lagi dek?” Ledek salah seorang cowok yang
ternyata pengampu kelas x-c yang judes
kemaren.
“Huuhh
telat salah, nggak telat salah, apa sih maunya.” Nia berkata dalam hati. Hanya
seuntai senyum manis yang terlihat di bibir Nia.
Alunan
melodi yang kebanyakan siswa malas mendengarnya tlah berkumandang. MOS pun akan
dimulai.
“Eh
Lia kamu sebel nggak sih sama mereka? Judes banget.” Tanya Nia pada teman
sebangkunya.
“Uumm
gimana ya.. sebel juga sih Ia tapi.. udah lah biarin aja.”
“Jangan
bilang kamu naksir sama salah satu dari mereka”. Ancam Nia.
“Hehehe
ganteng tuh Ia. Rasanya tuh nggak pengen berpaling dari kak Putra.” Kata Lia
genit.
“Apaan
sih Li, kamu ini ya, mulai nagco deh, ganteng sih,tapi nah judesnya minta
ampun, mendingan juga kak Ifannya”. Kata Nia sambil melihat ke arah kak Ifan.
ᴥᴥᴥᴥ
Masa-masa penyiksaan selama tiga hari itu
tlah berakhir. Aku telah resmi jadi siswa SMA Cendrawasih. Aku seneng punya
teman-teman baru dan ummm.. yang paling special aku deket sama senior ku, yap
betul kak Ifan.
Awalnya
perkenalan itu tak sengaja kami lakukan. Tiga hari saat MOS, kami saling
mengenal satu sama lain. Saat buka bersama aku dan kak Ifan sudah lumayan
akrab, banyak teman-temanku bilang kalo kami itu sangat cocok.
Tapi
sayang kak Ifan udah ada yang punya.
Kak
Ifan adalah cowok yang simple, sopan, dan berjiwa besar dia di sukai banyak
teman-temannya.
Selama tiga bulan kedekatan aku sama
kak Ifan hanya sebatas teman dekat.
Karena kedekatan kami. Banyak teman-teman yang dukung kami berdua. Mereka
ngiranya aku ada hubungan special sama dia.
Sebut
aja Rina, ya Rina cewek asal Semarang ini lah yang telah mengisi hati kak Ifan selama
dua tahun ini. Cukup lama memang untuk hubungan jarak jauh atau LDR (Long Distance Relationship). Mengingat
cerita cinta mereka berdua, aku kasian sama kak Ifan. Pengorbanan yang begitu besar
pada Rina malah mendapat balasan yang pahit. Rina beberapa kali selingkuh
dibelakang kak Ifan. Sungguh tragis, itulah yang membuat kak Ifan nyaman deket
sama aku, dia mendapatkan apa yang tidak dia dapatkan dari Rina.
Dua hari setelah ulang tahunku
tiba-tiba Rina muncul dan meneror aku lewat sms. Dia menuduh aku merebut kak
Ifan darinya. Sejak itu aku mulai menjauhi kak Ifan. Tetapi sangat sulit buat
nglakuinnya, jujur aku sayang kak Ifan, aku cinta dan aku butuh kak Ifan di
sampingku.
ᴥᴥᴥᴥ
Enam bulan nggak terasa cepet
banget. Begitu pula hubungan aku dengan kak Ifan. Akhirnya kita pacaran.
Teman-teman bilang kalo hubungan kita akan langgeng. Amiin. Banyak persamaan
yang ada dalam diri kita, banyak pula perbedaan. Saling melengkapi satu sama
lain, jujur, dan terbuka itu kunci sebuah hubungan. Aku sama kak Ifan sering
berantem. Tapi kita bisa mengatasinya dengan mengalah dan tidak egois.
Satu
kata yang paling aku suka dari kak Ifan “REMIDI”
“R”elakan hatimu tuk kumiliki sepenuhnya dengan setulus hatiku.
“E”nyahkanlah
rasa prasangkamu jika ku kan meninggalkan dirimu.
“M”impikan
lah diriku bila kau rindukan aku.
“I”ngat
selalu diriku dalam ingatan kisah cintamu.
“D”ekap
bayangku
“I”tu
akan cukup tuk membuatku selalu dan terus mencintaimu.
“Nia
aku sayang kamu, just for you Nia.” Bisik kak Ifan.
“Aku
juga sayang sama kak Ifan, sayang banget. You my first and last love, you my
first and last boyfriend, just for you Ifan.”
Tamat
!!