Jumat, 14 November 2014



Pengalaman Unik Seorang Guru BK
                Susilo Adi atau yang kerap di sapa Adi ini merupakan salah satu guru BK di SMA 1 Mejobo kudus, yang mengajar kelas XI MIA 3 sampai XI MIA 4 dan juga kelas XII MIA 1 sampai XII MIA 4. Laki-laki kelahiran Semarang, ini sebelum mengajar di SMA 1 Mejobo Kudus ia pernah mengajar di pondok pesantren modern (PPM). Selama mengajar menjadi guru BK di sana, ia mempunyai beberapa pengalaman yang unik, salah satunya yaitu pada saat membangunkan anak-anak yang ada di PPM tersebut. Semula anak-anak itu sudah bangun pada saat sholat subuh, namun karena mengantuk, maka anak-anak itu kembali ke kamar dan tidur lagi. Adi membangunkan anak-anak tersebut dengan cara meraupi wajah anak-anak tersebut satu persatu dengan air.
                “Saya membangunkan satu-satu, terutama yang cowok. Saya usapi mukanya dengan air dan bilang ‘ayo dek bangun lalu ke kelas’ terus dari situ karena saya membangunkannya dengan halus, maka anak-anak itu turun sendiri dan itu menjadi hal yang menyenangkan untuk mereka” ujarnya
Ia juga pernah mencoba membangunkan anak-anak itu dengan cara yang berbeda yaitu dengan cara dikerasi, namun ketika dikerasi anak-anak itu tidak bangun.
                “Saya pernah mencoba ketika yang satu itu saya kerasi, malah tidak bangun, tapi ketika diusapi dengan air dengan cara halus dan sambil bercanda mereka malah bangun dan langsung ke kelas” katanya
                Dulu pada saat dia masih ia masih aktif di kampus pada waktu sore harinya dia di undang untuk mengajar di gereja
                “ sore harinya saya mengajar di gereja dan itu pengalaman menarik dan okelah saya tidak masalah karena yang saya ambil adalah nilai universal dan itu merupakan pengalaman yang tidak bisa terlupakan, karena selain dapat pengalaman lebih saya pun bisa dapat uang yang lebih” akunya
selain itu dia juga pernah berkunjung ke puncak merbabu dan di sana banyak orang yang berlainan agama , di sana juga banyak orang yang beragama islam , kristen ataupun yang lainnya berkumpul di sana menjadi sebuah masyarakat dan di sana rasa saling toleransi antar sesama agama sangat tinggi.(oasis)



BROKEN HEART
“ma’af aku tidak bisa, lebih baik kita berteman saja”
Kalimat itu mengiang - ngiang di telingaku. Harusnya hari ini menjadi hari terindah bagiku. Kemarin, aku sudah menyiapkan semuanya, semalaman aku menyusun kata -kata untuk menyatakan rasa ini pada gadis itu. Nunaima . ya, gadis itu adalah gadis yang kuincar selama ini. Dia begitu sempurna, matanya penuh bintang yang berkelip, pipinya selalu merona, tak hanya itu, dia juga pintar. Laki laki manapun pasti akan tertarik padanya. Aku sangat beruntung bisa menjadi sahabat baiknya.
Setiap hari kita selalu bersama. Sudah banyak omongan yang menggosipkan kalau kita berpacaran. Apalagi di SMA putra bangsa ini, hal sekecil apapun pasti akan cepat tersebar. Tapi kami seakan tutup telinga terhadap kabar burung tersebut. Memang kita berdua selalu bersama. Aku selalu ada buat dia. Selalu !.
“Rizky, ntar anterin aku pulang ya !” pintanya seraya tersenyum.
“siap tuan putri “ jawabku sambil ketawa.
Begitulah, tiap pulang sekolah kita selalu bareng. Diperjalanan pulang, pasti ada aja bahan buat becandaan. Bahkan setiap malam minggu kita selalu jalan.
“Nay ntar malem jalan yok” ajakku sambil tersenyum.
“Kemana ??”
“Ke Pim”
“Ngapain ??” jawabnya heran.
“Yaaa, liat liat aja gituh, cari angin dikit”
“oke beb”
“Dih” jawabku sambil masamg tampang cengengesan, padahal hatiku jedag jedug mendengar kata kata itu .
“Ngapain lu cengar cengir gitu, beb itu dari kata bebek, hahaha” tawanya khasnya meledak.
“Siapa juga yang cengar cengir :p” entah mengapa ada ras kecewa dihatiku.
Mentari pun telah beristirahat, dan sang bulan sabit menyeluritkan senyumnya.
“tok.. tok.. tok.. assalamu’alaikum” setelah aku mengetuk pintu dan mengucap sala, munculah wanita paruh baya yang sudah pasti wanita itu adalah ibanya Nunaima.
“wa’alakumsalam , eh nak Rizky, silahkan masuk, pasti mau pergi ama Nunaima ya ?”
“hehehe .. iya bu, Nunaimanya mana ?”
“dia masih di kamar tuh”
Tiba tiba aku melihat gadis cantik menuruni tangga. Ya, siapa lagi kalau bukan Nunaima, dia begitu cantik mengenakn dress pink, high gils pink da tas kecil yang juga berwarna senada dengan dressnya. Aku tau dia memang sangat fanatic dengan warna pink, tapi mala mini dia kelihatan beda.
            “weyy !! ayo berangkat ! jangan nglamun mulu “
            Suara itu mengagetkanku.
            “i..iya yok” jawabku sedikit kikuk”
                        Diperjalanan, aku selalu memuji dia.
            “Nay, kamu cantik banget mala mini”
            “oooooh jada selama ini aku ga cantik dong”
            “yaa begitulah”
Jawabanku itu membuat dia mengkrucutkan bibirnya, pertanda dia sedang cemberut. Tiga puluh menit sudah kita berjalan. Akhirnya nyampai juga di Pim. Tempat ini adalah tempat yang kupilih untuk menyatakan rasa ini.
            “Nay” panggilku lirih.
            “iya”
            “ada sesuatu hal yang ingin aku katakan padamu”
            “apa? Katakan saja”
            “sebenarnyaaaa”
            Aku sengaja manggantung kalimatku. Lalu nunaima mengangkat alisnya yang mengisyaratkan “apa”
            “aku cinta kamu. Apa kamu mau menjadi kekasihku ?”
Entah mengapa suasana di restoran itu menjadi canggung, tubuhku dingin, jantungku berdetak lebih kencang. Nunaima masih diam. (ida ending sukmawati)


Minggu, 02 November 2014

Cinta dalam Sepotong Cupcakes


 

          Pagi yang indah ini kumulai langkahku.,dengan senyuman yang penuh keindahan.Oh iya …. Ngomong-ngomong namaku Rena Wardani, sekarang aku duduk di bangku kuliah. Keseharianku selain kuliah, aku juga kerja, ‘itung-itung membantu orang tua.” Aku juga punya sahabat, namanya Dinar Anggita biasa dipanggil Gita. Dia sahabatku sejak Tk, hanya dia sahabat yang bisa mengerti keadaanku. Kami slalu bersama dalam keadaan apapun termasuk kerja jadi koki di salah satu Toko Roti’ CUPCAKES;  di Jakarta. Kami selalu sama dalam hal apapun, termasuk tipe cowok J
            Seperti biasa pukul 08.00 tepat, aku harus sudah sampai ditempat kerjaku. Dan sebelum mulai kerja. Bos pemilik toko roti, ngabsen karyawan-karyawannya terlebih dahulu. Karana aku dapat bagian koki, aku dan Gita harus berangkat lebih pagi dari karyawan-karyawan lainnya, biasanya sih brangkat 07.30
“Rena ? “ absen pak ditto(pemilik toko)
            “Hadir, pak !” sahutku
“Ok. Seperti biasa, sehabis ngabsen para koki bisa memulai kerja. Sukses untuk hari ini J “(dengan wajah tersenyum )
            “ Siapp, pak” (raut wajah ceria)
            Kumulai pekerjaan pertamaku, yaitu membuat adonan kue cupcakes, setelah adonan jadi langsung kupanggang. Dan seperti biasa, cupcakes yang sudah siap langsung kubawa ke meja dan ku hiasai dengan aneka topping berwarna-warn
“Wah, bagus banget hiasan topping lo !” (melongok kearah cupcakesnya)
“Biasa ajja keles, biasanya juga kayak gini “ (pecengesan J)
“Wih, cupecakesnya udah jadi smua tuh. Bawa kedepan yuk !” (mendorong tubuhku)
“Siap, boss !” (wajah tersenyum , membawa senampan cupcakes)
Memang biasanya, sesudah aku dan Gita selesai membuat dan menghias kue. Aku dan Gita menata kue capecakes kedepan( ketoko). Waktu aku dan Gita menata cupcakes Tiba-tiba ada seorang cowok yang membuka pintu dengan sangat pelannya.
“Permisi, mbk ! tokonya udah buka ya ?? “ tanya cowok itu
“Udah, mas. Tapi, kami baru membuat capecakes yang ini “ (menuding-nuding capecakes )
“Nggak papa, mbk. Tolong dibungkusin 6 biji y !” kata cowok
“ Baik mas, tunggu sebentar “ (mengambil capecakes dan ditaruhnya didalam kardus pembungkus)
“Berapa smua, mbk ?” ( menuju kekasir dan bertanya )
“Jadi. Semua Rp 180.000” jawabku
“(memberikan uang )”
“Trimakasih, sudah membeli di toko kami !” (Ssenyuman)
“Iya, sama-sama. Oh iya, lain kali jamgan panggil saya mas ya! Kan’ saya belum mas-mas. Panggil saja saya Roy !. biar enak didengerin. Karyawan yang lain biasanya memanggil saya Roy !” ujarnya
“Oh iya, maaf yam as… Ehhh.. maksud saya Roy . Kamu pelanggan setia disini ya ?” tanyaku
“ iya. Oh ya,  saya permisi dulu. Mari ” (bergegas pergi)
“Mari !” jawabku

Dengan sergapnya, Gita yang mula-mula menata kue cupcakes, beranjak menghampiriku  dan menanyakan  cowok yang baru saja membeli cupcakes.
“Tadi, siapa tuh?” (tertawan kecil seraya mengejekku)
“ Ya pembeli’lah. Kan’ tadi beli cupcakes.” Jawabku
“Kok, tadi ngobrolnya serius amat? Emangnya ngobrolin apa sih ? kayaknya tu cowok udah deket sama lo !”
“ Kepo banget sihh. Tadi tuh’ pelanggan setia kita. Lah dia tadi negur gue, waktu gue panggil dengan sebutan mas. Dia pengen dipanggil dengan nama terangnya Roy.” (menatap mata Gita)
“Ohh.. tuh cowok ganteng juga ya !  loh suka ya ???”
“Ganteng sihh. Tapi ya gitu deh ..”
 ( malu)
Tak terasa, sorepun datang. Matahari mulai menenggelamkan tubuhnya. Dan itu waktunya aku untuk pulang. Sewaktu diperjalanan pulang, tiba-tiba motorku mogok ditengah jalan. Lalu aku dorong sepeda motorku sendiri. Rasa ketakutan menghantuiku disetiap panjang jalan. Dijalan anggrek tepatnya, tiba-tiba ada motor yang berhenti didepanku, membuka helm seraya berkata
“Kenapa motornya, mbk ?” Tanya Roy
“ Loh… kamu kan yang tadi pagi?” tebakku
“oh.., mbk kan karyawan ditoko cupcakes yang tadi. Ngomong- ngomong kenapa motornya ?” (melihat benar-benar wajahku)
“nggak tau nih. Tiba-tiba mogok. Padahal, biasanya nggak pernah mogok !”
“(diperhatikan benar-benar motorku). Ya ampun, ini kehabisan bensin, mbk !”
“oh iya.(memegang kepala ) Terus gimana nih. Mana ada toko yang buka selarut malam ini, pom bensin juga masi jauh “ jawabku
“Gini ajja. Mbk saya anter pulang. Nah, motornya nanti biar diambil sopir saya. Kan gak baik cewek pulang malem-malem sendirian, disana tuh bahaya loh.”
“ iya deh boleh. Tapi, gak ngrepotin’kan ? ”
“nggak kok . arahnya kan searah “
Naik’lah aku kemotor Roy dengan perasaan jantung berdegub kencang. Dengan tidak cangguhnya, kuarahkan Roy kearah jalan rumahku. Sekitar 30 menit sampailah dirumahku. Waktu sampai dirumah, aku hanya bisa mengucapkan terimakasih sewaktu dia mau pulang.
Waktu begitu cepat berputar, malam berganti pagi. Dengan perasaan senang, kumulai hariku dengan penuh kebahagiaan. Hari ini aku ada jadwal kuliah pagi. Jika ada kuliah pagi, biasanya aku ke toko siang hari.
            Sesampai dikampus aku langsung menuju ruangan .Disaat aku berjalan tiba-tiba ada seorang lelaki yang menabrakku dari belakang, hingga buku yang ku bawa terjatuh semua. Lalu dia membantuku merapikan buku-nbuku yang jatuh itu dan memberikannya kepadaku.
            “Sory ..sory .”
            “Kalau jalan tuh liat-liat donk!” jawabku (merapikan buku)
            “Sorry. Gue buru-buru” (memberikan tumpukan buku kepadaku dan menatapku)
            “eh lo (kaget) Roy ya ?”
“Kamu…!” (menatap dan menunjuk-nujuk wajahku)
“iya, aku yang tadi malem kamu bantu. Ngomong-ngomong jangan panggil gue mbk/ kamu, panggil gue Rena, Rena Wardani lengkapnya. “ ukasku
“oke-oke… Rena…. Nama yang bagus. Oh.. iya nanti kamu ikut aku kerumahku, buat ngambil motor kamu.” (tersenyum )
“oke. Tapi, nanti secepatnya ya, kalau bisa habis pulang kuliah langsung. Kan aku juga mau ketoko.”
“yaps. Kamu sama aku’kan sama-sama kuliah pagi dan pasti nanti pulangnya sama jam 11.00. jadi nanti km aku tunngu ditaman depanm campus . gimana ?”
“ oke. “ jawabku
            Bergegaslah aku ke taman depan campus. Kulihat Roy duduk dikursi  tengah-tengah taman, tanpa pikir panjang kuhampiri dia. Dan kamipun langsung pergi kerumah Roy untuk mengambil sepeda motorku. Sesampai dirumah Roy, aku langsung bergegas pergi ketoko.
            Tak kusangka, Roy mengikutiku dari rumahnya sampai toko. Seperti biasa, dia membeli cupcakes.
            Hari demi haripun berlalu, Roy adalah pelanggan setia ditoko”CUPCAKES”. Dia tak pernah absen dari cupcakes. Setiap hari, dia membeli cupcakes buatanku untuk bundanya. Sampai-sampai Roy menjadi akrab dan dekat denganku. Hingga suatu hari aku punya perasaan dengannya dan Roy pun demikian.
            Hingga suatu hari, Roy menyatakan cintanya kepadaku. Saat ia menyatakan cintanya, dia membuat kejutan 1000 cupcakes berbentuk love.
            Dari  awalnya cupcakes menjadi cinta. Itulah cerita cintaku dengan Roy. Hanya dengan sepotong cupcakes yang ia berikan setiap hari padaku membuat rasa cinta yang sudah mati, bisa tumbuh kembali.
Cupcakes yang berwarna-warni ini akan menjadi kenangan tumbuhnya cintaku.  (Ayu Haningrum/XMIA2)