Jumat, 14 November 2014



BROKEN HEART
“ma’af aku tidak bisa, lebih baik kita berteman saja”
Kalimat itu mengiang - ngiang di telingaku. Harusnya hari ini menjadi hari terindah bagiku. Kemarin, aku sudah menyiapkan semuanya, semalaman aku menyusun kata -kata untuk menyatakan rasa ini pada gadis itu. Nunaima . ya, gadis itu adalah gadis yang kuincar selama ini. Dia begitu sempurna, matanya penuh bintang yang berkelip, pipinya selalu merona, tak hanya itu, dia juga pintar. Laki laki manapun pasti akan tertarik padanya. Aku sangat beruntung bisa menjadi sahabat baiknya.
Setiap hari kita selalu bersama. Sudah banyak omongan yang menggosipkan kalau kita berpacaran. Apalagi di SMA putra bangsa ini, hal sekecil apapun pasti akan cepat tersebar. Tapi kami seakan tutup telinga terhadap kabar burung tersebut. Memang kita berdua selalu bersama. Aku selalu ada buat dia. Selalu !.
“Rizky, ntar anterin aku pulang ya !” pintanya seraya tersenyum.
“siap tuan putri “ jawabku sambil ketawa.
Begitulah, tiap pulang sekolah kita selalu bareng. Diperjalanan pulang, pasti ada aja bahan buat becandaan. Bahkan setiap malam minggu kita selalu jalan.
“Nay ntar malem jalan yok” ajakku sambil tersenyum.
“Kemana ??”
“Ke Pim”
“Ngapain ??” jawabnya heran.
“Yaaa, liat liat aja gituh, cari angin dikit”
“oke beb”
“Dih” jawabku sambil masamg tampang cengengesan, padahal hatiku jedag jedug mendengar kata kata itu .
“Ngapain lu cengar cengir gitu, beb itu dari kata bebek, hahaha” tawanya khasnya meledak.
“Siapa juga yang cengar cengir :p” entah mengapa ada ras kecewa dihatiku.
Mentari pun telah beristirahat, dan sang bulan sabit menyeluritkan senyumnya.
“tok.. tok.. tok.. assalamu’alaikum” setelah aku mengetuk pintu dan mengucap sala, munculah wanita paruh baya yang sudah pasti wanita itu adalah ibanya Nunaima.
“wa’alakumsalam , eh nak Rizky, silahkan masuk, pasti mau pergi ama Nunaima ya ?”
“hehehe .. iya bu, Nunaimanya mana ?”
“dia masih di kamar tuh”
Tiba tiba aku melihat gadis cantik menuruni tangga. Ya, siapa lagi kalau bukan Nunaima, dia begitu cantik mengenakn dress pink, high gils pink da tas kecil yang juga berwarna senada dengan dressnya. Aku tau dia memang sangat fanatic dengan warna pink, tapi mala mini dia kelihatan beda.
            “weyy !! ayo berangkat ! jangan nglamun mulu “
            Suara itu mengagetkanku.
            “i..iya yok” jawabku sedikit kikuk”
                        Diperjalanan, aku selalu memuji dia.
            “Nay, kamu cantik banget mala mini”
            “oooooh jada selama ini aku ga cantik dong”
            “yaa begitulah”
Jawabanku itu membuat dia mengkrucutkan bibirnya, pertanda dia sedang cemberut. Tiga puluh menit sudah kita berjalan. Akhirnya nyampai juga di Pim. Tempat ini adalah tempat yang kupilih untuk menyatakan rasa ini.
            “Nay” panggilku lirih.
            “iya”
            “ada sesuatu hal yang ingin aku katakan padamu”
            “apa? Katakan saja”
            “sebenarnyaaaa”
            Aku sengaja manggantung kalimatku. Lalu nunaima mengangkat alisnya yang mengisyaratkan “apa”
            “aku cinta kamu. Apa kamu mau menjadi kekasihku ?”
Entah mengapa suasana di restoran itu menjadi canggung, tubuhku dingin, jantungku berdetak lebih kencang. Nunaima masih diam. (ida ending sukmawati)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar