Minggu, 02 November 2014

Cinta dalam Sepotong Cupcakes


 

          Pagi yang indah ini kumulai langkahku.,dengan senyuman yang penuh keindahan.Oh iya …. Ngomong-ngomong namaku Rena Wardani, sekarang aku duduk di bangku kuliah. Keseharianku selain kuliah, aku juga kerja, ‘itung-itung membantu orang tua.” Aku juga punya sahabat, namanya Dinar Anggita biasa dipanggil Gita. Dia sahabatku sejak Tk, hanya dia sahabat yang bisa mengerti keadaanku. Kami slalu bersama dalam keadaan apapun termasuk kerja jadi koki di salah satu Toko Roti’ CUPCAKES;  di Jakarta. Kami selalu sama dalam hal apapun, termasuk tipe cowok J
            Seperti biasa pukul 08.00 tepat, aku harus sudah sampai ditempat kerjaku. Dan sebelum mulai kerja. Bos pemilik toko roti, ngabsen karyawan-karyawannya terlebih dahulu. Karana aku dapat bagian koki, aku dan Gita harus berangkat lebih pagi dari karyawan-karyawan lainnya, biasanya sih brangkat 07.30
“Rena ? “ absen pak ditto(pemilik toko)
            “Hadir, pak !” sahutku
“Ok. Seperti biasa, sehabis ngabsen para koki bisa memulai kerja. Sukses untuk hari ini J “(dengan wajah tersenyum )
            “ Siapp, pak” (raut wajah ceria)
            Kumulai pekerjaan pertamaku, yaitu membuat adonan kue cupcakes, setelah adonan jadi langsung kupanggang. Dan seperti biasa, cupcakes yang sudah siap langsung kubawa ke meja dan ku hiasai dengan aneka topping berwarna-warn
“Wah, bagus banget hiasan topping lo !” (melongok kearah cupcakesnya)
“Biasa ajja keles, biasanya juga kayak gini “ (pecengesan J)
“Wih, cupecakesnya udah jadi smua tuh. Bawa kedepan yuk !” (mendorong tubuhku)
“Siap, boss !” (wajah tersenyum , membawa senampan cupcakes)
Memang biasanya, sesudah aku dan Gita selesai membuat dan menghias kue. Aku dan Gita menata kue capecakes kedepan( ketoko). Waktu aku dan Gita menata cupcakes Tiba-tiba ada seorang cowok yang membuka pintu dengan sangat pelannya.
“Permisi, mbk ! tokonya udah buka ya ?? “ tanya cowok itu
“Udah, mas. Tapi, kami baru membuat capecakes yang ini “ (menuding-nuding capecakes )
“Nggak papa, mbk. Tolong dibungkusin 6 biji y !” kata cowok
“ Baik mas, tunggu sebentar “ (mengambil capecakes dan ditaruhnya didalam kardus pembungkus)
“Berapa smua, mbk ?” ( menuju kekasir dan bertanya )
“Jadi. Semua Rp 180.000” jawabku
“(memberikan uang )”
“Trimakasih, sudah membeli di toko kami !” (Ssenyuman)
“Iya, sama-sama. Oh iya, lain kali jamgan panggil saya mas ya! Kan’ saya belum mas-mas. Panggil saja saya Roy !. biar enak didengerin. Karyawan yang lain biasanya memanggil saya Roy !” ujarnya
“Oh iya, maaf yam as… Ehhh.. maksud saya Roy . Kamu pelanggan setia disini ya ?” tanyaku
“ iya. Oh ya,  saya permisi dulu. Mari ” (bergegas pergi)
“Mari !” jawabku

Dengan sergapnya, Gita yang mula-mula menata kue cupcakes, beranjak menghampiriku  dan menanyakan  cowok yang baru saja membeli cupcakes.
“Tadi, siapa tuh?” (tertawan kecil seraya mengejekku)
“ Ya pembeli’lah. Kan’ tadi beli cupcakes.” Jawabku
“Kok, tadi ngobrolnya serius amat? Emangnya ngobrolin apa sih ? kayaknya tu cowok udah deket sama lo !”
“ Kepo banget sihh. Tadi tuh’ pelanggan setia kita. Lah dia tadi negur gue, waktu gue panggil dengan sebutan mas. Dia pengen dipanggil dengan nama terangnya Roy.” (menatap mata Gita)
“Ohh.. tuh cowok ganteng juga ya !  loh suka ya ???”
“Ganteng sihh. Tapi ya gitu deh ..”
 ( malu)
Tak terasa, sorepun datang. Matahari mulai menenggelamkan tubuhnya. Dan itu waktunya aku untuk pulang. Sewaktu diperjalanan pulang, tiba-tiba motorku mogok ditengah jalan. Lalu aku dorong sepeda motorku sendiri. Rasa ketakutan menghantuiku disetiap panjang jalan. Dijalan anggrek tepatnya, tiba-tiba ada motor yang berhenti didepanku, membuka helm seraya berkata
“Kenapa motornya, mbk ?” Tanya Roy
“ Loh… kamu kan yang tadi pagi?” tebakku
“oh.., mbk kan karyawan ditoko cupcakes yang tadi. Ngomong- ngomong kenapa motornya ?” (melihat benar-benar wajahku)
“nggak tau nih. Tiba-tiba mogok. Padahal, biasanya nggak pernah mogok !”
“(diperhatikan benar-benar motorku). Ya ampun, ini kehabisan bensin, mbk !”
“oh iya.(memegang kepala ) Terus gimana nih. Mana ada toko yang buka selarut malam ini, pom bensin juga masi jauh “ jawabku
“Gini ajja. Mbk saya anter pulang. Nah, motornya nanti biar diambil sopir saya. Kan gak baik cewek pulang malem-malem sendirian, disana tuh bahaya loh.”
“ iya deh boleh. Tapi, gak ngrepotin’kan ? ”
“nggak kok . arahnya kan searah “
Naik’lah aku kemotor Roy dengan perasaan jantung berdegub kencang. Dengan tidak cangguhnya, kuarahkan Roy kearah jalan rumahku. Sekitar 30 menit sampailah dirumahku. Waktu sampai dirumah, aku hanya bisa mengucapkan terimakasih sewaktu dia mau pulang.
Waktu begitu cepat berputar, malam berganti pagi. Dengan perasaan senang, kumulai hariku dengan penuh kebahagiaan. Hari ini aku ada jadwal kuliah pagi. Jika ada kuliah pagi, biasanya aku ke toko siang hari.
            Sesampai dikampus aku langsung menuju ruangan .Disaat aku berjalan tiba-tiba ada seorang lelaki yang menabrakku dari belakang, hingga buku yang ku bawa terjatuh semua. Lalu dia membantuku merapikan buku-nbuku yang jatuh itu dan memberikannya kepadaku.
            “Sory ..sory .”
            “Kalau jalan tuh liat-liat donk!” jawabku (merapikan buku)
            “Sorry. Gue buru-buru” (memberikan tumpukan buku kepadaku dan menatapku)
            “eh lo (kaget) Roy ya ?”
“Kamu…!” (menatap dan menunjuk-nujuk wajahku)
“iya, aku yang tadi malem kamu bantu. Ngomong-ngomong jangan panggil gue mbk/ kamu, panggil gue Rena, Rena Wardani lengkapnya. “ ukasku
“oke-oke… Rena…. Nama yang bagus. Oh.. iya nanti kamu ikut aku kerumahku, buat ngambil motor kamu.” (tersenyum )
“oke. Tapi, nanti secepatnya ya, kalau bisa habis pulang kuliah langsung. Kan aku juga mau ketoko.”
“yaps. Kamu sama aku’kan sama-sama kuliah pagi dan pasti nanti pulangnya sama jam 11.00. jadi nanti km aku tunngu ditaman depanm campus . gimana ?”
“ oke. “ jawabku
            Bergegaslah aku ke taman depan campus. Kulihat Roy duduk dikursi  tengah-tengah taman, tanpa pikir panjang kuhampiri dia. Dan kamipun langsung pergi kerumah Roy untuk mengambil sepeda motorku. Sesampai dirumah Roy, aku langsung bergegas pergi ketoko.
            Tak kusangka, Roy mengikutiku dari rumahnya sampai toko. Seperti biasa, dia membeli cupcakes.
            Hari demi haripun berlalu, Roy adalah pelanggan setia ditoko”CUPCAKES”. Dia tak pernah absen dari cupcakes. Setiap hari, dia membeli cupcakes buatanku untuk bundanya. Sampai-sampai Roy menjadi akrab dan dekat denganku. Hingga suatu hari aku punya perasaan dengannya dan Roy pun demikian.
            Hingga suatu hari, Roy menyatakan cintanya kepadaku. Saat ia menyatakan cintanya, dia membuat kejutan 1000 cupcakes berbentuk love.
            Dari  awalnya cupcakes menjadi cinta. Itulah cerita cintaku dengan Roy. Hanya dengan sepotong cupcakes yang ia berikan setiap hari padaku membuat rasa cinta yang sudah mati, bisa tumbuh kembali.
Cupcakes yang berwarna-warni ini akan menjadi kenangan tumbuhnya cintaku.  (Ayu Haningrum/XMIA2)

 








           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar