Pagi yang indah ini kumulai langkahku.,dengan senyuman yang penuh keindahan.Oh iya …. Ngomong-ngomong namaku Rena
Wardani, sekarang aku duduk di bangku kuliah. Keseharianku selain kuliah, aku
juga kerja, ‘itung-itung membantu orang tua.” Aku juga punya sahabat, namanya
Dinar Anggita biasa dipanggil Gita. Dia sahabatku sejak Tk, hanya dia sahabat
yang bisa mengerti keadaanku. Kami slalu bersama dalam keadaan apapun termasuk kerja
jadi koki di salah satu Toko Roti’ CUPCAKES;
di Jakarta. Kami selalu sama dalam hal apapun, termasuk tipe cowok J
Seperti biasa pukul 08.00 tepat, aku
harus sudah sampai ditempat kerjaku. Dan sebelum mulai kerja. Bos pemilik toko
roti, ngabsen karyawan-karyawannya terlebih dahulu. Karana aku dapat bagian
koki, aku dan Gita harus berangkat lebih pagi dari karyawan-karyawan lainnya,
biasanya sih brangkat 07.30
“Rena ? “ absen pak ditto(pemilik toko)
“Hadir, pak !” sahutku
“Ok. Seperti biasa, sehabis ngabsen para koki bisa memulai kerja. Sukses
untuk hari ini J
“(dengan wajah tersenyum )
“ Siapp, pak” (raut wajah ceria)
Kumulai pekerjaan pertamaku, yaitu
membuat adonan kue cupcakes, setelah adonan jadi langsung kupanggang. Dan seperti
biasa, cupcakes yang sudah siap langsung kubawa ke meja
dan ku hiasai dengan aneka topping berwarna-warn
“Wah, bagus banget hiasan topping lo !” (melongok kearah cupcakesnya)
“Biasa ajja keles, biasanya juga kayak gini “ (pecengesan J)
“Wih, cupecakesnya udah jadi smua tuh. Bawa kedepan yuk !” (mendorong
tubuhku)
“Siap, boss !” (wajah tersenyum , membawa senampan cupcakes)
Memang biasanya, sesudah aku dan Gita
selesai membuat dan menghias kue. Aku dan Gita menata kue capecakes kedepan(
ketoko). Waktu aku dan Gita menata cupcakes Tiba-tiba ada seorang cowok yang
membuka pintu dengan sangat pelannya.
“Permisi, mbk ! tokonya udah buka ya ?? “ tanya cowok itu
“Udah, mas. Tapi, kami baru membuat capecakes yang ini “
(menuding-nuding capecakes )
“Nggak papa, mbk. Tolong dibungkusin 6 biji y !” kata cowok
“ Baik mas, tunggu sebentar “ (mengambil capecakes dan ditaruhnya
didalam kardus pembungkus)
“Berapa smua, mbk ?” ( menuju kekasir dan bertanya )
“Jadi. Semua Rp 180.000” jawabku
“(memberikan uang )”
“Trimakasih, sudah membeli di toko kami !” (Ssenyuman)
“Iya, sama-sama. Oh iya, lain kali jamgan panggil saya mas ya! Kan’
saya belum mas-mas. Panggil saja saya Roy !. biar enak didengerin. Karyawan
yang lain biasanya memanggil saya Roy !” ujarnya
“Oh iya, maaf yam as… Ehhh.. maksud saya Roy . Kamu pelanggan setia
disini ya ?” tanyaku
“ iya. Oh ya, saya permisi dulu.
Mari ” (bergegas pergi)
“Mari !” jawabku
Dengan sergapnya,
Gita yang mula-mula menata kue cupcakes, beranjak menghampiriku dan menanyakan cowok yang baru saja membeli cupcakes.
“Tadi, siapa tuh?” (tertawan kecil seraya mengejekku)
“ Ya pembeli’lah. Kan’ tadi beli cupcakes.” Jawabku
“Kok, tadi ngobrolnya serius amat? Emangnya ngobrolin apa sih ? kayaknya
tu cowok udah deket sama lo !”
“ Kepo banget sihh. Tadi tuh’ pelanggan setia kita. Lah dia tadi negur
gue, waktu gue panggil dengan sebutan mas. Dia pengen dipanggil dengan nama
terangnya Roy.” (menatap mata Gita)
“Ohh.. tuh cowok ganteng juga ya !
loh suka ya ???”
“Ganteng sihh. Tapi ya gitu deh ..”
( malu)
Tak terasa, sorepun datang. Matahari mulai menenggelamkan tubuhnya. Dan
itu waktunya aku untuk pulang. Sewaktu diperjalanan pulang, tiba-tiba motorku
mogok ditengah jalan. Lalu aku dorong sepeda motorku sendiri. Rasa ketakutan
menghantuiku disetiap panjang jalan. Dijalan anggrek tepatnya, tiba-tiba ada
motor yang berhenti didepanku, membuka helm seraya berkata
“Kenapa motornya, mbk ?” Tanya Roy
“ Loh… kamu kan yang tadi pagi?” tebakku
“oh.., mbk kan karyawan ditoko
cupcakes yang tadi. Ngomong- ngomong kenapa motornya ?” (melihat benar-benar
wajahku)
“nggak tau nih. Tiba-tiba mogok. Padahal, biasanya nggak pernah mogok
!”
“(diperhatikan benar-benar motorku). Ya ampun, ini kehabisan bensin,
mbk !”
“oh iya.(memegang kepala ) Terus gimana nih. Mana ada toko yang buka
selarut malam ini, pom bensin juga masi jauh “ jawabku
“Gini ajja. Mbk saya anter pulang. Nah, motornya nanti biar diambil
sopir saya. Kan gak baik cewek pulang malem-malem sendirian, disana tuh bahaya
loh.”
“ iya deh boleh. Tapi, gak ngrepotin’kan ? ”
“nggak kok . arahnya kan searah “
Naik’lah aku kemotor Roy dengan perasaan jantung berdegub kencang.
Dengan tidak cangguhnya, kuarahkan Roy kearah jalan rumahku. Sekitar 30 menit
sampailah dirumahku. Waktu sampai dirumah, aku hanya bisa mengucapkan
terimakasih sewaktu dia mau pulang.
Waktu begitu cepat berputar, malam berganti pagi. Dengan perasaan
senang, kumulai hariku dengan penuh kebahagiaan. Hari ini aku ada jadwal kuliah
pagi. Jika ada kuliah pagi, biasanya aku ke toko siang hari.
Sesampai dikampus aku langsung
menuju ruangan .Disaat aku berjalan tiba-tiba ada seorang lelaki yang
menabrakku dari belakang, hingga buku yang ku bawa terjatuh semua. Lalu dia
membantuku merapikan buku-nbuku yang jatuh itu dan memberikannya kepadaku.
“Sory ..sory .”
“Kalau jalan tuh liat-liat donk!”
jawabku (merapikan buku)
“Sorry. Gue buru-buru” (memberikan
tumpukan buku kepadaku dan menatapku)
“eh lo (kaget) Roy ya ?”
“Kamu…!” (menatap dan menunjuk-nujuk wajahku)
“iya, aku yang tadi malem kamu bantu. Ngomong-ngomong jangan panggil
gue mbk/ kamu, panggil gue Rena, Rena Wardani lengkapnya. “ ukasku
“oke-oke… Rena…. Nama yang bagus. Oh.. iya nanti kamu ikut aku
kerumahku, buat ngambil motor kamu.” (tersenyum )
“oke. Tapi, nanti secepatnya ya, kalau bisa habis pulang kuliah
langsung. Kan aku juga mau ketoko.”
“yaps. Kamu sama aku’kan sama-sama kuliah pagi dan pasti nanti
pulangnya sama jam 11.00. jadi nanti km aku tunngu ditaman depanm campus .
gimana ?”
“ oke. “ jawabku
Bergegaslah aku ke taman depan
campus. Kulihat Roy duduk dikursi
tengah-tengah taman, tanpa pikir panjang kuhampiri dia. Dan kamipun
langsung pergi kerumah Roy untuk mengambil sepeda motorku. Sesampai dirumah
Roy, aku langsung bergegas pergi ketoko.
Tak kusangka, Roy mengikutiku dari
rumahnya sampai toko. Seperti biasa, dia membeli cupcakes.
Hari demi haripun berlalu, Roy
adalah pelanggan setia ditoko”CUPCAKES”. Dia tak pernah absen dari cupcakes.
Setiap hari, dia membeli cupcakes buatanku untuk bundanya. Sampai-sampai Roy
menjadi akrab dan dekat denganku. Hingga suatu hari aku punya perasaan
dengannya dan Roy pun demikian.
Hingga suatu hari, Roy menyatakan
cintanya kepadaku. Saat ia menyatakan cintanya, dia membuat kejutan 1000
cupcakes berbentuk love.
Dari
awalnya cupcakes menjadi cinta. Itulah cerita cintaku dengan Roy. Hanya
dengan sepotong cupcakes yang ia berikan setiap hari padaku membuat rasa cinta
yang sudah mati, bisa tumbuh kembali.
Cupcakes yang
berwarna-warni ini akan menjadi kenangan tumbuhnya cintaku. (Ayu Haningrum/XMIA2)